(Dok Pri)
Jamaah Manaya Indonesia di masjid Khandaq. |
Komplek makam Ma’la sore pukul 117.25 waktu Kota Mekkah (Selasa, 4/6/2019). Sejumlah jemaah umrah asal Pakistan sedang santai di salah satu pedestrian. Duduk di bawah pohon. Tiga perempuan dan tiga pria dengan dandangan yang khas.
Perempuan memakai kain busana cukup mencolok. Hidungnya ditindik. Celaknya menggurat di pipi dan kelopak mata. Kelompok pria memakai gamis dengan rompi khas pula. Bawaannya, terutama jerigen yang berisi air Zamzam, selalu melebihi kapasitas.
Tak lama kemudian, ke-tiga perempuan berdiri. Hanya berjarak 5 meter dari mereka duduk, sudah menunggu kelompok pria. Pra pria sedang transaksi dengan sopir taksi. Setelah harganya sesuai, mereka pergi naik taksi. Arahnya menuju Kota Mekkah.
Sehari-hari, jemaah umrah -dan haji, asal Pakistan senantiasa mengundang perhatian. Hampir di semua penjuru, baik Mekkah maupun Madinah, jemaah asal Pakistan tampak mendominasi. Lengkap, dengan pemandangan seperti yang saya gambarkan tadi.
Visa umrah yang telah dikeluarkan Arab Saudi pada musim umrah (September 2018-Juni 2019) sudah mencapai lebih 7 juta orang. Mengutip data dari PT Manaya Indonesia Tour and Travel yang berbasis di Sidoarjo mencapai 7.626.161 visa.
Jumlah jamaah terbesar berasal dari Pakistan, yakni sebanyak 1.626.080. Angka jamaah terbesar. Kemudian diikuti oleh Indonesia sebanyak 950.748.
Berikut ini empat negara penyumbang jamaah umrah terbesar 1440 H:
- Pakistan 1.626.080 jamaah
- Indonesia 950.748 jamaah
- India 645.256 jamaah
- Mesir 538.940 jamaah
Tadinya saya menduga jamaah umrah Pakistan menyusut dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pakistan menutup wilayah udara, bandara, dan membatalkan semua penerbangan masuk dan keluar negara itu. Hal itu diumumkan setelah ketegangan pecah dengan India di Kashmir.
Sebagaimana dilansir media lokal Arab News -beberapa waktu lalu. Pesawat yang terbang ke Pakistan dari Jeddah dan dari Bandara Internasional Pangeran Mohammed bin Abdul Aziz di Madinah akan dihentikan sementara sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut.
Tetapi dugaan saya meleset. Umat Muslim Pakistan masih kuat semangatnya untuk menunaikan ibadah umrah. Mereka sangat ulet. Menempati wilayah yang cukup jauh. Penginapan jamaah Pakistan terbilang relatif murah.
Ketika menuju masjid mereka jalan beriringan. Ketika berada di masjid mereka bergerombol. Membentuk lingkaran. Satu sama lain saling mengawasi.
Sementara itu beberapa orang jamaah Pakistan kelas menengah menyewa hotel berbiontang. Saya jumpai meanyereka berada di hotel bintang 4. Umumnya dari kelompok menengah ini membawa keluarga besarnya.
Tetapi yang pasti tidak mengambil jatah makanan hotel. Mereka membeli makanan di luar hotel. Dari kebiasaan tersebut sangat masuk akal jika mereka sangat hemat.
Kegigihan orang-orang Pakistan layak diacungi jempol.
Mudah dan Nyaman
Jumlah jamaah Umrah dari Indonesia berada pada peringkat dua. Saya ikut bangga. Saya merasa nyaman. Di berbagai tempat ibadah dan tempat wisata, bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana komunikasi. Mendampingi “Bahasa Dunia” lainnya.
Di Masjid Ji’ranah, tempat pengambilan niat atau miqat bagi jamaah Umrah ada tulisan: “Masjid Ji’ranah adalah sebagaimana masjid kaum muslimin lainnya….
Petunjuk dan arah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, atau di tempat-tempat fasilitas umum, menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa “resmi”.
Hal ini merupakan indikasi kuat, sekaligus keterkaitan banyaknya jamaah dari Indonesia.
Di Madinah ada toko menggunakan nama Indonesia |
Ibadah haji dan umrah memainkan peran penting dalam industri pariwisata Arab Saudi. Pemerintah Saudi memang memiliki rencana reformasi Visi 2030. Saudi memiliki tujuan untuk menarik jamaah sebanyak mungkin. Targetnya lebih dari 30 juta jamaah umrah.
Saudi juga bertekad menyediakan layanan sangat baik dan pengalaman yang luar biasa saat berziarah bagi para jamaah.
Kementerian Haji dan Umrah Saudi meluncurkan indikator mingguan di mana pihak berwenang dapat melacak jumlah jamaah yang datang ke Kerajaan. Sehingga nantinya, memperkaya pengalaman mereka dengan menyediakan layanan berkualitas tinggi.
Kemudahan itu antara lain, pengurusan visa tidak lagi seperti sebelumnya. Dulu, calon jamaah harus mengirimkan pisik paspor ke kedutaan Saudi Jakarta. Bisa bolak-balik dan berhari-hari lamanya.
Sekarang cukup di-scan. Lewat rekanan (muasasah) yang ditunjuk, pihak travel mengirimkan data calon jamaah umrah. Seluruh proses dilakukan secaa online. Prosedur semakin cepat, mudah, dan aman.
“Kurang dari 24 jam visa resmi umrah sudah tercetak.” ujar Direktur Manaya Indonesia, Mukharam Khadafi.
Menurut Khadafi, sistem “e-visa” dalam pengurusan umrah dinilai sangat memudahkan.