Matahari memiliki gerakan semu. Pada tanggal 28 Mei 2019 dn 16 Juli 2019 matahari akan tepat berada di atas Kabah, Kota Mekkah. Terjadi tengah hari, di saat matahari merekah. Inilah waktu terbaik menyempurnakan arah kiblat. Tidak saja mudah, tetapi juga akurat.
Kiblat mengacu pada Kabah di Masjidil Haram, Mekkah. Lurusnya kiblat menjadi penyempurnaan ibadah. Kiblat ialah penjuru utama peribadatan umat Islam, terutama salat.
Tetapi harus dimaklumi bersama. Penyempurnaan arah kiblat itu tak berarti arah kiblat saat ini berubah. Dengan menggunakan bayangan matahari pada saat tertentu, arah kiblat lebih mudah dilakukan, namun lebih akurat hasilnya
Posisi Indonesia, secara umum berada di tenggara Mekkah. Jadi arah kiblatnya ke barat laut. Namun, arah pasti kiblat berbeda bagi tiap wilayah. Tergantung posisinya terhadap Kabah. Arah kiblat wilayah selatan Indonesia lebih miring ke barat laut dibandingkan dengan daerah utara Indonesia.
Setiap tahun, matahari tepat berada di atas Kabah, Mekkah. Dua kali, yakni 28 Mei pukul 12.18 dan 16 Juli pukul 12.27 waktu setempat. Di Indonesia kira-kira 16.27 WIB. Cara meluruskan arah kiblat, bisa memanfaatkan pengetahuan tentang posisi matahari saat persis di atas Kabah.
Jika tahun yang sedang berjalan adalah tahun kabisat, posisi matahari di atas Mekkah terjadi pada 27 Mei dan 15 Juli.
Tatkala matahari di atas Mekkah. Semua bayangan benda di bumi yang bertepatan siang hari menghadap ke Kabah. Arah bayangan ke arah barat laut itu jadi patokan arah kiblat. Jika menggunakan tongkat, arah kiblatnya adalah dari ujung bayangan ke arah tongkat.
Penyempurnaan arah kiblat saat matahari di atas Kabah hanya bisa dilakukan di daerah yang sedang mengalami siang hari. Tak bisa dilakukan di wilayah Indonesia timur, Pasifik Barat, dan Amerika. Karena kawasan itu sedang malam hari saat matahari di atas Kabah.
Lalu? Bagaimana caranya wilayah yang sedang malam hari, jika hendak menyesuaikan arah kiblat? Alhamdulillah, tetap bisa memakai bayangan matahari untuk meluruskan kiblat. Namun, waktunya berbeda, yaitu saat matahari ada di atas wilayah antipoda Mekkah.
Antipoda adalah dua wilayah yang posisinya saling berkebalikan pada bola Bumi. Jika Mekkah ada di belahan bumi utara dan bujur timur, maka antipodanya ada di belahan bumi selatan dan bujur barat.
“Titik antipoda Mekkah itu ada di selatan Samudera Pasifik, sekitar wilayah Polinesia Perancis,” kata dosen Astronomi dan Astrofisika, Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Judhistira Aria Utama (Kompas, 28/5/2019).
Arah kiblat saat matahari ada di antipoda Mekkah adalah arah sebaliknya bayangan. Jika memakai tongkat, maka arah kiblatnya dari tongkat ke ujung bayangan. Dengan demikian, arah kiblat wilayah Indonesia timur tetap ke arah barat laut.
Masjid Ji’ranah tempat Miqat
jemaah yang akan melaksanakan umrah. |
Musim Panas
Hari Kamis (6/6/2019) sekitar pukul 10.30 waktu Arab Saudi. Saya berada di pelataran Kabah. Bersama jemaah dari PT Manaya Indonesia sedang melakukan Tawaf Wada.
Tawaf Wada ini dianggap sebagai momen paling berat yang harus dirasakan oleh setiap jamaah umrah -atau haji. Dianggap berat karena, mereka berada pada detik-detik terakhir untuk meninggalkan Tanah Suci
Sambil memandangi Kabah, saya menyampaikan ujaran “kemesraan” kepada Allah. Semoga kedatangan saya di Kota Suci Mekkah ini bukan yang terakhir kalinya. Satu demi satu, kawan-kawan saya doakan. Agar bisa beribadah haji dan umrah ke Tanah Suci.
Musim panas mulai datang di Arab Saudi. Angka penunjuk di papan pengumuman yang terpampang di depan masjid menunjuk angka 56 derajat celsius. Sudah mencapai titik derajat di atas rata-rata.
Suhu ekstrem diperkirakan akan terus terjadi hingga datang musim haji, periode Juli-Agustus. Jemaah diminta waspada. Jemaah paling tidak harus memperbanyak minum air, sering-sering menyemprot wajah atau bagian tubuh dengan air, memakai masker basah, dan membawa payung atau peralatan penunjang lain saat bepergian ke manapun.
Seputar kabah
Kabah betul-betul menjadi pusat gerakan salat sepanjang waktu. Dua puluh empat jam. Salat mengikuti pergerakan matahari.
Ambil contoh. Jika sekarang saya sedang salat zuhur di Surabaya, maka orang Islam yang berada di sebelah barat, berselang beberapa waktu juga akan melakukan salat zuhur. Lebih barat, dan ke barat lagi bakal memasuki waktu salat zuhur.
Tetapi, di waktu yang sama umat muslim di sebelah timur Surabaya bisa jadi sudah masuk waktu salat Ashar. Bergeser ke timur lagi pasti sudah memasuki waktunya salat Isya dan begitu seterusnya.
Dengan begitu, setiap waktu selalu ada orang salat menghadap Kabah. Ada miliaran manusia, sepanjang waktu sedang berdoa menghadap kiblat. Betapa kuatnya energi di seputar Kabah. Sebuah kekuatan besar sedang bekerja. Siang atau pun malam.
Dalam satu riwayat, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, salat sendirian hanya mendapat satu pahala. Salat berjamaah pahalanya 27 kali lipat. Salat di Masjidil Haram menghasilkan pahala sebanyak 100.000 kali lipat. Pahala itu sebuah “bentuk penghargaan” Allah terhadap hamba-Nya.
Bisa terbayangkan betapa hebat. Betapa besar. Betapa nikmat, Rahmat dan Karunia Allah. Patut disyukuri.